Rabu, 28 Maret 2018



“KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENASI”
Materi Diskusi Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia Prodi D-IV Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang
Semester Gasal 2016-2017


Oleh Kelompok 3 :

Uzlifat Illiyun                                               
Suci Dwi Permoni                                        
Ririen Nur Rohma                                       
Fatimah Azzahra                                         
Dina Fitria                                                    
Vira Maheswara Tri Utami Chandra        
Rahma Putri Wandansari                           
Bella Shinta Hadi                                         
Nisa Ayu Romadoni                                    
Fikri Lutfiatus Sa’adah                               

MATERI DISKUSI KULIAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA PRODI D-IV KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG SEMESTER GASAL 2016-2017


KATA PENGANTAR

i
 
            Segala puji syukur bagi Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah kebutuhan dasar manusia yang berjudul KONSEP KEBUTUHAN OKSIGENASI tepat pada waktunya.
            Makalah ini menjelaskan konsep kebutuhan oksigenasi pada manusia. Mulai dari sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi, proses oksigenasi, faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, gangguan atau masalah yang berkaitan dengan oksigenasi. Makalah ini di buat sebagai pemenuhan tugas dan bertujuan sebagai sumber pembelajaran mahasiswa dan pembaca lain.
            Atas terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih atas partisipasi rekan dan sumber yang telah mendukung dalam terselesaikannya makalah ini. Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari akan kekurangan yang terdapat pada makalah ini baik dalam proses pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan untuk makalah ini demi perbaikan dalam penyusunan makalah selanjutnya.
             Akhir kata, penulis mohon maaf  atas kekurangan makalah ini dan berterima kasih atas saran demi kesempurnaan makalah ini.


Jember, 05 November 2016

Penulis





DAFTAR ISI

ii
 
 

KATA PENGANTAR ..........................................................            ...................................i
DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang ............................................................................................1
1.2  Rumusan Masalah .......................................................................................2
1.3  Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1  Kebutuhan Oksigenasi.................................................................................3
2.2  Sistem Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi ......................3
2.2.1        Aliran Pernafasan Bagian Atas .......................................................3
2.2.2        Aliran Pernafasan Bagian Bawah ....................................................4
2.2.3        Paru-paru .........................................................................................5
2.3  Proses Oksigen ............................................................................................6
2.3.1        Ventilasi ..........................................................................................6
2.3.2        Difusi ...............................................................................................7
2.3.3        Tranportasi ......................................................................................7
2.4  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi ........................8
2.4.1        Sistem Saraf ....................................................................................8
2.4.2        Hormonal dan Obat .........................................................................8
2.4.3        Alergi pada Saluran Nafas ..............................................................9
2.4.4        Perkembangan .................................................................................9
2.4.5        Lingkungan .....................................................................................9
2.4.6        Perilaku ...........................................................................................9
2.5  Gangguan atau Masalah Oksigenasi ...........................................................9
2.5.1        Hipoksia ..........................................................................................9
2.5.2        Perubahan Pola Nafas
2.5.2.1  Tachypnea ...............................................................................10
2.5.2.2  Bradypnea ...............................................................................10
2.5.2.3  Hiperventilasi ..........................................................................10
2.5.2.4  Kusmaul ..................................................................................10
2.5.2.5 

iii
 
Hipoventilasi ...........................................................................10
2.5.2.6  Dispnea ....................................................................................11
2.5.2.7  Orthopnea ................................................................................11
2.5.2.8  Cheyne Stokes .........................................................................11
2.5.2.9  Biot ..........................................................................................11
2.5.2.10 Stidor .......................................................................................11
2.5.2.11 Paradoksial ..............................................................................12
2.5.3        Obstruksi Jalan Nafas ....................................................................12
2.5.4        Pertukaran Gas...............................................................................12
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................14
3.2 Saran ...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................15



BAB I

1
 
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Oksigenasi adalah pemenuhan kebutuhan akan oksigen. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh bagi individu dan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya serta untuk aktivitas berbagai organ atau sel. Pemenuhan kebutuhan Oksigenasi adalah bagian dari kebutuhan fisiologis menurut Hurarki Maslow. Apabila manusia tidak bernafas dalam kurun waktu 4 menit, maka akan berakibat pada kerusakan otak dan jika berlanjut dapat berakibat pada kematian.
Di dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdapat sistem tubuh yang berperan, baik sistem tubuh bagian atas, sistem tubuh bagian bawah serta paru-paru yang merupakan organ pusat respirasi. Dalam proses pemenuhan selanjutnya organ-organ tersebut memiliki peranan dalam proses oksigenasi. Terdapat tiga tahapan dalam proses oksigenasi, diantaranya ventilasi, difusi, dan transportasi. Dalam proses oksigenasi terdapat faktor-faktor yang berperan, meliputi sistem saraf, hormonal dan obat, alergi pada saluran nafas, proses perkembangan, faktor lingkungan dan perilaku. 
Masalah kebutuhan oksigenasi merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Hal ini terbukti dengan adanya kekurangan oksigen, dapat mengalami gangguan hipoksia dan akan berlanjut pada kematian.selain itu terdapat pula berbagai macam gangguan oksigenasi lain. Diantaranya hipoksia, tachypnea, bradypnea, hiperventilasi, kusmaul, hipoventilasi, dispnea, orthopnea,cheyne stokes, biot, stidor, paradoksial, obstruksi jalan nafas, dan pertukaran gas.



1.2 

2
 
Rumusan Masalah
1.      Apa saja yang termasuk dalam sistem tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi ?
2.      Bagaimana proses Oksigenasi terjadi ?
3.      Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi ?
4.      Jelaskan mengenai gangguan atau masalah pada oksigenasi !

1.3  Tujuan
1.      Agar Mahasiswa dapat memahami tentang Kebutuhan Oksigenasi
2.      Agar Mahasiswa dapat memahami tentang sistem tubuh yang berperan dalam proses kebutuhan oksigenasi
3.      Agar Mahasiswa dapat memahami tentang proses oksigenasi berlangsung
4.      Agar Mahasiswa dapat memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses kebutuhan oksigenasi
5.      Mengenal dan memahami gangguan atau masalah yang terjadi pada oksigenasi











3
 
BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Kebutuhan Oksigenasi
Oksigen atau zat asam dalam ilmu kimia adalah unsur kimia dalam sistem periodik yang mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya, pada temperatur dan tekanan standar dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau.
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, yaitu kebutuhan fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk menjaga kelangsungan metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan aktivitas bagi berbagai organ atau sel. Bila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan jaringan otak dan jika berlangsung lama akan terjadi kematian. Ada beberapa jaringan oksigen, seperti otot skelet dapat bertahan beberapa waktu tanpa oksigen melalui metabolisme anaerob (sebuah proses dimana jaringan ini menyediakan energi mereka sendiri tanpa adanya oksigen).

2.2  Sistem Tubuh Yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi
Sistem penafasan berperan pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem tersiri atas saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah dan paru-paru.
2.2.1 Saluran pernafasan bagian atas
Saluran penafasan bagian atas terdiri dari hidung, faring, laring, dan epiglotis. Saluran ini berfungsi dalam menyaring , mengahangatkan, dan melembabkan udara yang dihirup.




4
 
Gambar Anatomi Sistem Pernafasan Pada Manusia
1)   Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada hidung terdapat nares anterior yang mengandung kelenjar sebaceus dan ditutupi oleh rambut yang kasar. Bagian ini bermuara ke rongga hidung, sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rambut yang ada dalam vestibulum (sebagai bagian rongga hidung), kemudian udara tersebut akan dihangatkan dan dilembabkan.
2)   Faring
Faring merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai esofagus. Berdasarkan letaknya, faring dibagi menjadi 3 yaitu :
-       Nasofaring (di belakang hidung)
-       Orofaring (di belakang mulut)
-       Laringofaring (di belakang laring)

3)   Laring (tenggorokan)
Merupakan saluran pernapasan setelah faring. Laring terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat bersama ligamen dan membran dengan dua lamina yang bersambung di garis tengah.
4)  

5
 
Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas menutup laring saat proses menelan.
2.2.2   Saluran pernafasan bagian bawah
Saluran pernafasan bagian bawah terdiri atas trakhea, bronkus, segmen bronkhi dan bronkilus. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.
1)   Trakhea
Trakhea atau batang tenggorok meruapakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae torakalis kelima. Trakhea memiliki panjang kurang lebih 9 cm dan tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakhea dilapisi oleh selaput lendir dan terdapat epitelium bersilia yang bisa mengeluarkan debu dan benda asing. 
2)   Bronkhus
Bronkhus merupakan kelanjutan dari trakhea yang bercabang menjadi bronkhus kanan dan kiri. Bronkhus bagian kanan lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri. Bronkhus kanan memiliki tiga lobus yaitu atas, tengah, dan bawah. Sedangkan bronkhus kiri lebih panjang dari bagian kanan dengan dua lobus, yaitu lobus atas dan bawah.
3)   Bronkiolus
Brokiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus.
2.2.3   Paru-paru
Paru-paru merupakan organ utama dalam sistem pernafasan. Paru-paru terletak dalam rongga toraks setinggi tulang selangka sampai dengan difragma. Paru-paru terdiri atas dua bagian, yaitu paru-paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ jantung yang berbentuk kerucut beserta pembuuh darahnya. Bagian puncak paru-paru disebut dengan apeks.
Paru-paru tediri atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura. Pleura tersebut ada dua macam yaitu pleura parietalis dan pleura viselaris. Di antara kedua pleura tersebut ditujukan untuk melindungi paru-paru. Paru-paru memiliki jaringan yang bersifat elastis dan berpori. Paru-paru berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida.
2.3     

6
 
Proses Oksigenasi
Proses pemenuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri dari tiga tahapan, yaitu ventalasi, difusi, dan tranportasi.
2.3.1   Ventilasi
Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantara lain :
-       Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer, semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah tempat tersebut maka tekanan udaranya semakin tinggi.
-       Adanya kondisi jalan nafas yang baik. Jalan nafas tersebut dimulai dari hidung hingga alveoli yang terdiri atas sistem saraf simpatis dan para simpatis. Terjadinya rangsangan simpatis dapat menyebabkan kontriksi sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan. Adapun baiknya kondisi jalan nafas dapat disebabkan oleh adanya peran mukus siliaris sebagai penangkal benda asing yang mengandung interveron dan dapat mengikat virus. Selain itu, baiknya kondisi jalan nafas juga dipengaruhi oleh adanya refleks batuk dan muntah.
-       Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau kembang kempis. Kemampuan paru-paru untuk mengembang disebut dengan compiance baik, tetapi recoil terganggu. Gas Co2 tidak dapat keluar secara maksimal. Compliance dipengaruhi oleh berbagai faktor adanya surfaktan dan adanya sisa udara. Surfaktan dan adanya sisa uda. Surfaktan pada lapisan alveoli diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik nafas. Surfaktan pada lapisan alveoli diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik nafas. Surfaktan tersebut berfungsi untuk menurunkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya sisa udara menyebabkan tidak teradinya kolaps dan gangguan toraks.
2.3.2  

7
 
Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
-                    Luasnya permukaan paru-paru
-       Tebal membran respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epite alveoli dan intertisial. Keduanya dapat dipengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan. Makin tebal membran, maka proses difusi makin sulit.
-       Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2. Hal ini dapat terjadi sebagaimana O2 dari alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi makin sulit.
-       Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2. Hall ini dapat terjadi sebagaimana O2 dari alveoli masuk ke dalam darah secara berdifusi karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O2 dalam darah vena pulmonali. Sedangkan CO2 dari arteri pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli.
-       Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.
2.3.3   Transportasi
Tranportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berkaitan dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), dan sedangkan CO2 akan berkaitan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%). Transportasi gas dapat dipengaruhi oelh beberapa faktor di antaranya :
1.    Cardiac output, dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung
2.   

8
 
Kondisi pembuluh darah, latihan dan aktivitas seperti olahraga, dan lain-lain.

2.4      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
2.4.1    Sistem saraf
Rangsangan simpatis dan parasimpatis dari sistem otonom dapat mempengaruhi kemampuan untuk dilatasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik oleh saraf simpatis maupun parasimpatis. Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmiter (simpatis mengeluarkan non adrenalin yang berpengaruh pada bronkhodilatasi sedangkan parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang berpengaruh pada bronkhokonstriksi) karena terdapat reseptor adregenik dan reseptor kolinergenik pada saluran pernapasan.


2.4.2   Hormonal dan obat
Semua hormon termasuk derivat ketekolamin yang dapat melebarkan saluran pernafasan . obat yang tergolong perasimpatis dapat melebarkan saluran nafas, seperti Sulfas Atropin. Ekstra Belladona dan obat yang engahmbat adregenik tipe beta (khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran nafas (bronkhkontriksi), seperti obat yang tergolog beta bloker nonselektif.


2.4.3  

9
 
Alergi saluran nafas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. Hal- hal tersebut dapat menyebabkan bersin apabila ada rangsangan di daerah asal : batuk apabila rangsangannya di saluran napas bagian atas : bronkhonstriksi terjadi pada asma bronkhiale; dan rhinitis jika rangsangannya terletak di saluran nafas bagian bawah.
2.4.4   Perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak. Hal ini dapat terhilat pada bayi usia prematur dengan adanya kecenderungan kurang pembentukan surfaktan. Setelah anak tumbuh menjadi dewasa, kematangan organ terjadi seiring dengan pertambahan usia.
2.4.5   Lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan adaptasi.
2.4.6   Perilaku
Perilaku yang dimaksud diantaranya adalah perilaku dalam mengonsumsi makanan (status nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi, merokok dan lain-lain. Perilaku dalam mengonsumsi makanan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan oksigenasi seperti obesitas seseorang yang mempengaruhi perkembangan paru-paru sedangkan merokok dapat menyebabkan proses penyempitan dalam pembuluh darah.
2.5      Gangguan atau Masalah Oksigenasi
2.5.1   Hipoksia
Merupakan kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen ditingkat sel, sehingga dapat memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (Sianosis). Secara umum Hipoksia ini disebabkan oleh menurunya kadar Hb, menurunnya difusi O2 dari alveolus ke dalam darah, menurunnyaa perfusi jaringan atau gangguan ventilasi yang dapat menurunkan konsentrasi Oksigen.
2.5.2   

10
 
Perubahan Pola Pernafasan
2.5.2.1  Takipnea
     Pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24 kali per menit. Proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektasis atau terjadi emboli.
2.5.2.2   Badipnea
Pola Pernafasan yang lambat abnormal + 10 kali per menit. Pola ini dapat ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intrakranial yang disertai narkotik atau sedatif.
2.5.2.3  Hiperventilasi
     Cara tubuh yang mengompensasi metabolisme tubuh yang terlampau tinggi dengan pernafasan lebih cepat dan dalam, sehingga terjadi kelebihan Oksigen dalam paru-paru. Proses ini ditandai dengan adanya peningkatan denyut nadi, nafas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya konsentrasi CO2, dan lain-lain. Keadaan demikian dapat disebabkan oleh adanya infeksi, hingga ketidak seimbangan di atas dengan jemuran kita.
2.5.2.4  Kussmaul
     Merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolik.
2.5.2.5  Hipoventilasi
     Merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunaan oksigen. Tidak cukupnya oksigen untuk digunakan ditandai dengan adanya nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi atau ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi akibat atelektasi, otot-otot pernafasan lumpuh, depresi pusat pernafasan, peningkatan tahanan jalan udara pernafasan, penurunan tahanan jaringan paru-paru dan toraks, serta penurunan compliance paru-paru dan toraks. Keadaan demikian menyebabkan hiperkapnea, yaitu retensi O2 dalam tubuh sehingga PaCO2 meningkat (akibat hipoventilasi) dan akhirnya mengakibatkan depresi susunan syaraf pusat.
2.5.2.6 

11
 
Dispnea
     Merupakan sesak dan berat saat pernafasan. Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah atau jaringan, kerja berat atau berlebihan dan pengaruh psikis.
2.5.2.7  Oropnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering ditemukan pada seseorang yang mengalami kongesif paru-paru.
2.5.2.8  Cheyne Stokes
     Merupakan siklus pernafasan yang amplitudonya mula-mula naik dan kemudian menurun dan berhenti, lalu pernafasan dimulai lagi dari siklus baru. Periode apnea berulang secara teratur.
2.5.2.9  Pernafasan Paradoksial
     Merupakan pernafasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan atelektasis.
2.5.2.10       Biot
     Merupakan pernafasan dengan irama yang mirip dengan cheyne  stokes, akan tetapi amplitudonya tidak teratur. Pernafasan ini ditandai dengan periode apnea tak beratururan, bergantian dengan periode pengambilan empat atau lima nafas yang kedalamannya sama. Pola ini sering dijumpai pada pasien dengan radang selaput otak, peningkatan tekanan intrakranial, trauma kepala, dan lain-lain.
2.5.2.11  

12
 
Stridor
     Merupakan pernafasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran  pernafasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trakhea atau obstruksi laring.
2.5.3 Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu kondisi pada individu dengan pernafasan yang mengalami ancaman, terkait dengan ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi; statis sekresi; serta batuk tidak efektif karena penyakit pernafasan seperti cerebro vascular accident (CVA), akibat efek pengobatan sedatif, dan lain-lain.
Tanda klinis :
a.     Batuk tidak efektif atau tidak ada batuk
b.    Tidak mampu mengeluarkan sekret di jalan nafas
c.     Suara nafas menunjukkan adanya sumbatan
d.    Jumlah, irama, dan kedalaman pernafasan tidak normal
2.5.4        Pertukaran Gas
Merupakan suatu kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas, baik oksigen maupun karbondioksida, antara alveoli paru-paru dan sistem vaskular. Hal ini dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau immobilisasi akibat penyakit sistem saraf; depresi susunan saraf pusat; atau penyakit radang pada paru-paru. Terjadinya gangguan dalam pertukaran gas ini menunjukkan bahwa penurunan kapasitas difusi dapat menyebabkan pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan karbondioksida dan terganggunya aliran darah. Penurunan kapasitas difusi tersebut antara lain disebabkan oleh menurunnya luas permukaan difusi, menebalnya membran alveolar kapiler, dan rasio ventilasi perfusi yang tidak baik.


13
 
Tanda klinis :
a.     Dispnea pada usaha nafas
b.    Nafas dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang
c.     Agitasi



BAB III

14
 
PENUTUP

3.1     Kesimpulan
Kebutuhan oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, yaitu kebutuhan fisiologis. Sistem penafasan berperan pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah dan paru-paru. Proses pemenuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri dari tiga tahapan, yaitu ventalasi, difusi, dan tranportasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu sistem saraf, hormonal dan obat, alergi saluran nafas, perkembangan, lingkungan dan perilaku. Gangguan atau masalah oksigenasi yaitu hipoksia, perubahan pola pernafasan, obstruksi jalan nafas dan pertukaran gas.

3.2     Saran
Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan fisiologis pada tubuh yang harus dijaga dengan sebaik mungkin agar tetap sehat dan tidak gampang terkena masalah dalam oksigenasi yang pada akhirnya merugikan diri kita sendiri. Diharapkan dengan penyusunan makalah ini, pengetahuan yang dimiliki oleh penulis maupun pembaca dapat bertambah luas tentang  Kebutuhan Oksigenasi semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan untuk mempelajari dan memahami mata kuliah ini karena dasar yang kokoh sanagt penting untuk hasil yang maksimal di mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia ini kedepannya.






DAFTAR PUSTAKA


15
 
 

Uliyah, Musrifatul dkk. 2016. Buku Ajar Keterampilan Dasar Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

Wildan, Moh dkk. 2012. Buku Ajar Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Surabaya: Health Books Publishing

Ardhiyanti,Yulrina dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Yogyakarta: Deepublish

Lee, Wandy (2012). Sistem Pernafasan Pada Manusia. From: https://wandylee.wordpress.com, diakses pada 11 November 2016