“KONSEP
KEBUTUHAN OKSIGENASI”
Materi
Diskusi Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia Prodi D-IV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Malang
Semester
Gasal 2016-2017
Oleh Kelompok 3 :
Uzlifat Illiyun
Suci Dwi Permoni
Ririen Nur Rohma
Ririen Nur Rohma
Fatimah Azzahra
Dina Fitria
Vira Maheswara Tri Utami Chandra
Vira Maheswara Tri Utami Chandra
Rahma Putri
Wandansari
Bella Shinta Hadi
Bella Shinta Hadi
Nisa Ayu
Romadoni
Fikri Lutfiatus Sa’adah
MATERI DISKUSI KULIAH KEBUTUHAN
DASAR MANUSIA PRODI D-IV KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
SEMESTER GASAL 2016-2017
KATA PENGANTAR
|
Makalah
ini menjelaskan konsep kebutuhan oksigenasi pada manusia. Mulai dari sistem
tubuh yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi, proses oksigenasi,
faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, gangguan atau masalah
yang berkaitan dengan oksigenasi. Makalah ini di buat sebagai pemenuhan tugas
dan bertujuan sebagai sumber pembelajaran mahasiswa dan pembaca lain.
Atas
terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih atas partisipasi
rekan dan sumber yang telah mendukung dalam terselesaikannya makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini, penulis menyadari akan kekurangan yang terdapat pada
makalah ini baik dalam proses pembuatan makalah ini. Untuk itu, penulis
mengharapkan masukan untuk makalah ini demi perbaikan dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
Akhir kata, penulis mohon maaf atas kekurangan makalah ini dan berterima
kasih atas saran demi kesempurnaan makalah ini.
Jember, 05 November 2016
Penulis
DAFTAR ISI
|
KATA
PENGANTAR .......................................................... ...................................i
DAFTAR
ISI
...........................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah .......................................................................................2
1.3 Tujuan
..........................................................................................................2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Kebutuhan
Oksigenasi.................................................................................3
2.2 Sistem
Tubuh yang Berperan dalam Kebutuhan Oksigenasi ......................3
2.2.1
Aliran Pernafasan Bagian Atas
.......................................................3
2.2.2
Aliran Pernafasan Bagian Bawah ....................................................4
2.2.3
Paru-paru .........................................................................................5
2.3 Proses
Oksigen ............................................................................................6
2.3.1
Ventilasi ..........................................................................................6
2.3.2
Difusi
...............................................................................................7
2.3.3
Tranportasi ......................................................................................7
2.4 Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi ........................8
2.4.1
Sistem Saraf ....................................................................................8
2.4.2
Hormonal dan Obat
.........................................................................8
2.4.3
Alergi pada Saluran Nafas ..............................................................9
2.4.4
Perkembangan .................................................................................9
2.4.5
Lingkungan .....................................................................................9
2.4.6
Perilaku ...........................................................................................9
2.5 Gangguan
atau Masalah Oksigenasi ...........................................................9
2.5.1
Hipoksia
..........................................................................................9
2.5.2
Perubahan Pola Nafas
2.5.2.1 Tachypnea
...............................................................................10
2.5.2.2 Bradypnea
...............................................................................10
2.5.2.3 Hiperventilasi
..........................................................................10
2.5.2.4 Kusmaul
..................................................................................10
2.5.2.5
Hipoventilasi
...........................................................................10
|
2.5.2.6 Dispnea
....................................................................................11
2.5.2.7 Orthopnea
................................................................................11
2.5.2.8 Cheyne
Stokes .........................................................................11
2.5.2.9 Biot
..........................................................................................11
2.5.2.10 Stidor
.......................................................................................11
2.5.2.11 Paradoksial
..............................................................................12
2.5.3
Obstruksi Jalan Nafas
....................................................................12
2.5.4
Pertukaran Gas...............................................................................12
BAB
3 PENUTUP
3.1
Kesimpulan .................................................................................................14
3.2
Saran ...........................................................................................................14
DAFTAR
PUSTAKA ..........................................................................................15
BAB I
|
1.1
Latar Belakang
Oksigenasi adalah pemenuhan
kebutuhan akan oksigen. Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia
yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh bagi individu dan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya serta untuk aktivitas berbagai organ atau
sel. Pemenuhan kebutuhan Oksigenasi adalah bagian dari kebutuhan fisiologis
menurut Hurarki Maslow. Apabila manusia tidak bernafas dalam kurun waktu 4
menit, maka akan berakibat pada kerusakan otak dan jika berlanjut dapat
berakibat pada kematian.
Di dalam
pemenuhan kebutuhan oksigenasi terdapat sistem tubuh yang berperan, baik sistem
tubuh bagian atas, sistem tubuh bagian bawah serta paru-paru yang merupakan
organ pusat respirasi. Dalam proses pemenuhan selanjutnya organ-organ tersebut
memiliki peranan dalam proses oksigenasi. Terdapat tiga tahapan dalam proses
oksigenasi, diantaranya ventilasi, difusi, dan transportasi. Dalam proses
oksigenasi terdapat faktor-faktor yang berperan, meliputi sistem saraf,
hormonal dan obat, alergi pada saluran nafas, proses perkembangan, faktor
lingkungan dan perilaku.
Masalah
kebutuhan oksigenasi merupakan masalah utama dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia. Hal ini terbukti dengan adanya kekurangan oksigen, dapat mengalami
gangguan hipoksia dan akan berlanjut pada kematian.selain itu terdapat pula
berbagai macam gangguan oksigenasi lain. Diantaranya hipoksia, tachypnea,
bradypnea, hiperventilasi, kusmaul, hipoventilasi, dispnea, orthopnea,cheyne
stokes, biot, stidor, paradoksial, obstruksi jalan nafas, dan pertukaran gas.
1.2
Rumusan Masalah
|
1. Apa saja yang termasuk dalam sistem tubuh yang
berperan dalam kebutuhan oksigenasi ?
2. Bagaimana proses Oksigenasi terjadi ?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi ?
4. Jelaskan mengenai gangguan atau masalah pada
oksigenasi !
1.3
Tujuan
1.
Agar Mahasiswa
dapat memahami tentang Kebutuhan Oksigenasi
2.
Agar Mahasiswa
dapat memahami tentang sistem tubuh yang berperan dalam proses kebutuhan
oksigenasi
3.
Agar Mahasiswa
dapat memahami tentang proses oksigenasi berlangsung
4.
Agar Mahasiswa
dapat memahami tentang faktor-faktor yang mempengaruhi proses kebutuhan
oksigenasi
5.
Mengenal dan
memahami gangguan atau masalah yang terjadi pada oksigenasi
|
PEMBAHASAN
2.1 Kebutuhan Oksigenasi
Oksigen
atau zat asam dalam ilmu kimia adalah unsur kimia dalam sistem periodik yang
mempunyai lambang O dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan
dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya, pada temperatur
dan tekanan standar dua atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu
senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak berwarna, tidak
berasa, dan tidak berbau.
Kebutuhan
oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, yaitu kebutuhan
fisiologis. Pemenuhan kebutuhan oksigenasi ditujukan untuk menjaga kelangsungan
metabolisme sel tubuh, mempertahankan hidupnya, dan melakukan aktivitas bagi
berbagai organ atau sel. Bila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan
terjadi kerusakan jaringan otak dan jika berlangsung lama akan terjadi
kematian. Ada beberapa jaringan oksigen, seperti otot skelet dapat bertahan
beberapa waktu tanpa oksigen melalui metabolisme anaerob (sebuah proses dimana
jaringan ini menyediakan energi mereka sendiri tanpa adanya oksigen).
2.2 Sistem Tubuh Yang Berperan dalam
Kebutuhan Oksigenasi
Sistem penafasan
berperan pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem tersiri atas saluran pernafasan
bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah dan paru-paru.
2.2.1
Saluran pernafasan bagian atas
Saluran penafasan bagian atas terdiri
dari hidung, faring, laring, dan epiglotis. Saluran ini berfungsi dalam
menyaring , mengahangatkan, dan melembabkan udara yang dihirup.
|
Gambar Anatomi Sistem Pernafasan
Pada Manusia
1) Hidung
Proses
oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada hidung terdapat nares
anterior yang mengandung kelenjar
sebaceus dan ditutupi oleh rambut yang kasar. Bagian ini bermuara ke rongga hidung,
sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh selaput lendir dan mengandung
pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring oleh rambut yang
ada dalam vestibulum (sebagai bagian rongga hidung), kemudian udara tersebut
akan dihangatkan dan dilembabkan.
2) Faring
Faring
merupakan pipa berotot yang terletak dari dasar tengkorak sampai esofagus.
Berdasarkan letaknya, faring dibagi menjadi 3 yaitu :
- Nasofaring
(di belakang hidung)
- Orofaring
(di belakang mulut)
- Laringofaring
(di belakang laring)
3) Laring
(tenggorokan)
Merupakan saluran pernapasan
setelah faring. Laring terdiri atas bagian dari tulang rawan yang diikat
bersama ligamen dan membran dengan dua lamina yang bersambung di garis tengah.
4)
Epiglotis
|
Epiglotis merupakan katup tulang
rawan yang bertugas menutup laring saat proses menelan.
2.2.2 Saluran
pernafasan bagian bawah
Saluran
pernafasan bagian bawah terdiri atas trakhea, bronkus, segmen bronkhi dan
bronkilus. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.
1) Trakhea
Trakhea atau batang tenggorok
meruapakan kelanjutan dari laring sampai kira-kira ketinggian vertebrae
torakalis kelima. Trakhea memiliki panjang kurang lebih 9 cm dan tersusun atas
16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakhea dilapisi oleh selaput
lendir dan terdapat epitelium bersilia yang bisa mengeluarkan debu dan benda
asing.
2) Bronkhus
Bronkhus merupakan kelanjutan dari
trakhea yang bercabang menjadi bronkhus kanan dan kiri. Bronkhus bagian kanan
lebih pendek dan lebar dari pada bagian kiri. Bronkhus kanan memiliki tiga
lobus yaitu atas, tengah, dan bawah. Sedangkan bronkhus kiri lebih panjang dari
bagian kanan dengan dua lobus, yaitu lobus atas dan bawah.
3) Bronkiolus
Brokiolus merupakan saluran
percabangan setelah bronkus.
2.2.3 Paru-paru
Paru-paru merupakan
organ utama dalam sistem pernafasan. Paru-paru terletak dalam rongga toraks
setinggi tulang selangka sampai dengan difragma. Paru-paru terdiri atas dua
bagian, yaitu paru-paru kanan dan kiri. Pada bagian tengah dari organ tersebut
terdapat organ jantung yang berbentuk kerucut beserta pembuuh darahnya. Bagian
puncak paru-paru disebut dengan apeks.
Paru-paru tediri
atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura. Pleura tersebut ada dua macam
yaitu pleura parietalis dan pleura viselaris. Di antara kedua pleura tersebut
ditujukan untuk melindungi paru-paru. Paru-paru memiliki jaringan yang bersifat
elastis dan berpori. Paru-paru berfungsi sebagai tempat pertukaran gas oksigen
dan karbondioksida.
2.3
Proses
Oksigenasi
|
Proses pemenuhan
oksigenasi di dalam tubuh terdiri dari tiga tahapan, yaitu ventalasi, difusi,
dan tranportasi.
2.3.1
Ventilasi
Proses
ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli
atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor diantara lain :
- Adanya
konsentrasi oksigen di atmosfer, semakin tingginya suatu tempat, maka tekanan
udaranya semakin rendah. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah tempat
tersebut maka tekanan udaranya semakin tinggi.
- Adanya
kondisi jalan nafas yang baik. Jalan nafas tersebut dimulai dari hidung hingga
alveoli yang terdiri atas sistem saraf simpatis dan para simpatis. Terjadinya
rangsangan simpatis dapat menyebabkan kontriksi sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi
atau proses penyempitan. Adapun baiknya kondisi jalan nafas dapat disebabkan
oleh adanya peran mukus siliaris sebagai penangkal benda asing yang mengandung
interveron dan dapat mengikat virus. Selain itu, baiknya kondisi jalan nafas
juga dipengaruhi oleh adanya refleks batuk dan muntah.
- Adanya
kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan ekspansi atau
kembang kempis. Kemampuan paru-paru untuk mengembang disebut dengan compiance
baik, tetapi recoil terganggu. Gas Co2 tidak dapat keluar secara maksimal. Compliance
dipengaruhi oleh berbagai faktor adanya surfaktan dan adanya sisa udara.
Surfaktan dan adanya sisa uda. Surfaktan pada lapisan alveoli diproduksi saat
terjadi peregangan sel alveoli, dan disekresi saat pasien menarik nafas.
Surfaktan pada lapisan alveoli diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli,
dan disekresi saat pasien menarik nafas. Surfaktan tersebut berfungsi untuk
menurunkan tegangan permukaan. Sedangkan adanya sisa udara menyebabkan tidak
teradinya kolaps dan gangguan toraks.
2.3.2
Difusi
|
Difusi gas
merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli dari kapiler ke alveoli. Proses
pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
-
Luasnya permukaan paru-paru
- Tebal
membran respirasi atau permeabilitas yang terdiri atas epite alveoli dan
intertisial. Keduanya dapat dipengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan. Makin tebal membran, maka proses difusi makin sulit.
- Perbedaan
tekanan dan konsentrasi O2. Hal ini dapat terjadi sebagaimana O2 dari alveoli
dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi makin sulit.
- Perbedaan
tekanan dan konsentrasi O2. Hall ini dapat terjadi sebagaimana O2 dari alveoli
masuk ke dalam darah secara berdifusi karena tekanan O2 dalam rongga alveoli
lebih tinggi dari pada tekanan O2 dalam darah vena pulmonali. Sedangkan CO2
dari arteri pulmonalis akan berdifusi ke dalam alveoli.
- Afinitas
gas yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat Hb.
2.3.3 Transportasi
Tranportasi gas
merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan
tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berkaitan dengan Hb
membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%), dan sedangkan CO2
akan berkaitan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam
plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%). Transportasi
gas dapat dipengaruhi oelh beberapa faktor di antaranya :
1. Cardiac
output, dapat dinilai melalui isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung
2.
Kondisi pembuluh darah, latihan dan
aktivitas seperti olahraga, dan lain-lain.
|
2.4
Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
2.4.1 Sistem
saraf
Rangsangan
simpatis dan parasimpatis dari sistem otonom dapat mempengaruhi kemampuan untuk
dilatasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika terjadi rangsangan baik
oleh saraf simpatis maupun parasimpatis. Ujung saraf dapat mengeluarkan
neurotransmiter (simpatis mengeluarkan non adrenalin yang berpengaruh pada
bronkhodilatasi sedangkan parasimpatis mengeluarkan asetilkolin yang
berpengaruh pada bronkhokonstriksi) karena terdapat reseptor adregenik dan
reseptor kolinergenik pada saluran pernapasan.
2.4.2 Hormonal
dan obat
Semua hormon
termasuk derivat ketekolamin yang dapat melebarkan saluran pernafasan . obat
yang tergolong perasimpatis dapat melebarkan saluran nafas, seperti Sulfas
Atropin. Ekstra Belladona dan obat yang engahmbat adregenik tipe beta
(khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran nafas (bronkhkontriksi), seperti
obat yang tergolog beta bloker nonselektif.
2.4.3
Alergi saluran nafas
|
Banyak faktor
yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang, serbuk benang
sari bunga, kapuk, makanan, dan lain-lain. Hal- hal tersebut dapat menyebabkan
bersin apabila ada rangsangan di daerah asal : batuk apabila rangsangannya di
saluran napas bagian atas : bronkhonstriksi terjadi pada asma bronkhiale; dan
rhinitis jika rangsangannya terletak di saluran nafas bagian bawah.
2.4.4 Perkembangan
Tahap
perkembangan anak dapat mempengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi karena usia
organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak. Hal ini dapat
terhilat pada bayi usia prematur dengan adanya kecenderungan kurang pembentukan
surfaktan. Setelah anak tumbuh menjadi dewasa, kematangan organ terjadi seiring
dengan pertambahan usia.
2.4.5 Lingkungan
Kondisi
lingkungan yang dapat mempengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor alergi,
ketinggian dan suhu. Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan adaptasi.
2.4.6 Perilaku
Perilaku yang
dimaksud diantaranya adalah perilaku dalam mengonsumsi makanan (status
nutrisi), aktivitas yang dapat meningkatkan kebutuhan oksigenasi, merokok dan
lain-lain. Perilaku dalam mengonsumsi makanan berpengaruh terhadap pemenuhan
kebutuhan oksigenasi seperti obesitas seseorang yang mempengaruhi perkembangan
paru-paru sedangkan merokok dapat menyebabkan proses penyempitan dalam pembuluh
darah.
2.5
Gangguan
atau Masalah Oksigenasi
2.5.1 Hipoksia
Merupakan
kondisi tidak tercukupinya pemenuhan kebutuhan oksigen dalam tubuh akibat
defisiensi oksigen atau peningkatan penggunaan oksigen ditingkat sel, sehingga
dapat memunculkan tanda seperti kulit kebiruan (Sianosis). Secara umum Hipoksia
ini disebabkan oleh menurunya kadar Hb, menurunnya difusi O2 dari
alveolus ke dalam darah, menurunnyaa perfusi jaringan atau gangguan ventilasi
yang dapat menurunkan konsentrasi Oksigen.
2.5.2
Perubahan Pola Pernafasan
|
2.5.2.1 Takipnea
Pernafasan dengan frekuensi lebih dari 24
kali per menit. Proses ini terjadi karena paru-paru dalam keadaan atelektasis
atau terjadi emboli.
2.5.2.2
Badipnea
Pola
Pernafasan yang lambat abnormal + 10 kali per menit. Pola ini dapat
ditemukan dalam keadaan peningkatan tekanan intrakranial yang disertai narkotik
atau sedatif.
2.5.2.3
Hiperventilasi
Cara tubuh yang mengompensasi metabolisme
tubuh yang terlampau tinggi dengan pernafasan lebih cepat dan dalam, sehingga
terjadi kelebihan Oksigen dalam paru-paru. Proses ini ditandai dengan adanya
peningkatan denyut nadi, nafas pendek, adanya nyeri dada, menurunnya
konsentrasi CO2, dan lain-lain. Keadaan demikian dapat disebabkan oleh adanya
infeksi, hingga ketidak seimbangan di atas dengan jemuran kita.
2.5.2.4
Kussmaul
Merupakan pola pernafasan cepat dan dangkal
yang dapat ditemukan pada orang dalam keadaan asidosis metabolik.
2.5.2.5
Hipoventilasi
Merupakan upaya tubuh untuk mengeluarkan
karbondioksida dengan cukup pada saat ventilasi alveolar, serta tidak cukupnya
jumlah udara yang memasuki alveoli dalam penggunaan oksigen. Tidak cukupnya
oksigen untuk digunakan ditandai dengan adanya nyeri kepala, penurunan
kesadaran, disorientasi atau ketidakseimbangan elektrolit yang dapat terjadi
akibat atelektasi, otot-otot pernafasan lumpuh, depresi pusat pernafasan,
peningkatan tahanan jalan udara pernafasan, penurunan tahanan jaringan
paru-paru dan toraks, serta penurunan compliance
paru-paru dan toraks. Keadaan demikian menyebabkan hiperkapnea, yaitu retensi
O2 dalam tubuh sehingga PaCO2 meningkat (akibat hipoventilasi) dan akhirnya
mengakibatkan depresi susunan syaraf pusat.
2.5.2.6
Dispnea
|
Merupakan sesak dan berat saat pernafasan.
Hal ini dapat disebabkan oleh perubahan kadar gas dalam darah atau jaringan,
kerja berat atau berlebihan dan pengaruh psikis.
2.5.2.7
Oropnea
Merupakan
kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini sering
ditemukan pada seseorang yang mengalami kongesif paru-paru.
2.5.2.8
Cheyne Stokes
Merupakan siklus pernafasan yang
amplitudonya mula-mula naik dan kemudian menurun dan berhenti, lalu pernafasan
dimulai lagi dari siklus baru. Periode apnea berulang secara teratur.
2.5.2.9
Pernafasan Paradoksial
Merupakan pernafasan dimana dinding
paru-paru bergerak berlawan arah dari keadaan normal. Sering ditemukan pada keadaan
atelektasis.
2.5.2.10 Biot
Merupakan pernafasan dengan irama yang
mirip dengan cheyne stokes, akan tetapi amplitudonya tidak
teratur. Pernafasan ini ditandai dengan periode apnea tak beratururan,
bergantian dengan periode pengambilan empat atau lima nafas yang kedalamannya
sama. Pola ini sering dijumpai pada pasien dengan radang selaput otak,
peningkatan tekanan intrakranial, trauma kepala, dan lain-lain.
2.5.2.11
Stridor
|
Merupakan pernafasan bising yang terjadi
karena penyempitan pada saluran
pernafasan. Pada umumnya ditemukan pada kasus spasme trakhea atau
obstruksi laring.
2.5.3 Obstruksi Jalan Nafas
Merupakan suatu
kondisi pada individu dengan pernafasan yang mengalami ancaman, terkait dengan
ketidakmampuan batuk secara efektif. Hal ini dapat disebabkan oleh sekret yang
kental atau berlebihan akibat penyakit infeksi; statis sekresi; serta batuk
tidak efektif karena penyakit pernafasan seperti cerebro vascular accident (CVA), akibat efek pengobatan sedatif,
dan lain-lain.
Tanda klinis :
a.
Batuk tidak efektif atau tidak ada batuk
b.
Tidak mampu mengeluarkan sekret di jalan
nafas
c.
Suara nafas menunjukkan adanya sumbatan
d.
Jumlah, irama, dan kedalaman pernafasan
tidak normal
2.5.4
Pertukaran Gas
Merupakan suatu
kondisi pada individu yang mengalami penurunan gas, baik oksigen maupun
karbondioksida, antara alveoli paru-paru dan sistem vaskular. Hal ini dapat
disebabkan oleh sekret yang kental atau immobilisasi akibat penyakit sistem
saraf; depresi susunan saraf pusat; atau penyakit radang pada paru-paru.
Terjadinya gangguan dalam pertukaran gas ini menunjukkan bahwa penurunan
kapasitas difusi dapat menyebabkan pengangkutan oksigen dari paru-paru ke
jaringan terganggu, anemia dengan segala macam bentuknya, keracunan
karbondioksida dan terganggunya aliran darah. Penurunan kapasitas difusi
tersebut antara lain disebabkan oleh menurunnya luas permukaan difusi,
menebalnya membran alveolar kapiler, dan rasio ventilasi perfusi yang tidak
baik.
|
a. Dispnea
pada usaha nafas
b. Nafas
dengan bibir pada fase ekspirasi yang panjang
c. Agitasi
BAB III
|
3.1
Kesimpulan
Kebutuhan
oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar pada manusia, yaitu kebutuhan
fisiologis. Sistem penafasan berperan pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem
terdiri atas saluran pernafasan bagian atas, saluran pernafasan bagian bawah
dan paru-paru. Proses pemenuhan oksigenasi di dalam tubuh terdiri dari tiga
tahapan, yaitu ventalasi, difusi, dan tranportasi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi yaitu sistem saraf, hormonal dan obat,
alergi saluran nafas, perkembangan, lingkungan dan perilaku. Gangguan atau
masalah oksigenasi yaitu hipoksia, perubahan pola pernafasan, obstruksi jalan
nafas dan pertukaran gas.
3.2
Saran
Kebutuhan
oksigenasi merupakan kebutuhan fisiologis pada tubuh yang harus dijaga dengan
sebaik mungkin agar tetap sehat dan tidak gampang terkena masalah dalam
oksigenasi yang pada akhirnya merugikan diri kita sendiri. Diharapkan dengan penyusunan makalah ini, pengetahuan yang
dimiliki oleh penulis maupun pembaca dapat bertambah luas tentang Kebutuhan Oksigenasi semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai acuan untuk mempelajari dan memahami mata kuliah ini
karena dasar yang kokoh sanagt penting untuk hasil yang maksimal di mata kuliah
Kebutuhan Dasar Manusia ini kedepannya.
DAFTAR
PUSTAKA
|
Uliyah, Musrifatul dkk. 2016. Buku Ajar Keterampilan Dasar Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika
Wildan, Moh dkk. 2012. Buku Ajar Keterampilan Dasar Kebidanan 1. Surabaya:
Health Books Publishing
Ardhiyanti,Yulrina dkk. 2014. Panduan Lengkap Keterampilan Dasar Kebidanan
1. Yogyakarta: Deepublish
Lee, Wandy (2012). Sistem Pernafasan Pada Manusia. From: https://wandylee.wordpress.com,
diakses pada 11 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar